MOBILITAS PENDUDUK
INDONESIA
Secara garis besar, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas
vertikal dan mobilitas horizontal.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan
status sosial. Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi
pedagang termasuk gejala perubahan status sosial. Begitu pula, seorang dokter
gigi beralih pekerjaan menjadi seorang aktor film juga termasuk mobilitas
vertikal.
Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas
wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya
adalah batas adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan.
Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas
nonpermanen.
Mobilitas Permanen atau Migrasi
Mobilitas permanen atau migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas
permanen secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitumigrasi
internasional dam migrasi dalam negeri.
- Migrasi Internasional, Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk
dari satu negara ke negara lain. Perhatian para analis demografi cukup
besar pada migrasi internasional. Hal itu dikarenakan selain datanya lebih
lengkap juga karena sering menimbulkan ketegangan sosial. Akhirnya,
terjadi pertentangan antara orang-orang dengan latar belakang kebudayaan
dan bahasa yang berbeda. Migrasi internasional merupakan masalah politik
pada tingkat nasional.Contohnya, seseorang yang melintasi
perbatasan negara dapat melakukan dengan ikut perpindahan massal
(perpindahan penduduk dengan curu etnis atau sosial). Selain itu, dapat
juga dilakukan sebagai pribadi dan anggota keluarga kecil. Sebab-sebab
terjadinya perpindahan secara paksa, dan mengungsi. Pada rentang waktu
tahun 1953-1960 terjadi karena ketegangan politik antara negara yang satu
dengan yang lain. Di bebepara negara terjadi arus migrasi yang tinggi.
Migrasi Emigrasi, internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi dan
remigrasi.
- Emigrasi, merupakan suatu kejadian keluaranya penduduk dari suatu negara menuju
ke negara yang lain dengan tujuan untuk menetap (bermukim) di negara yang
dituju tersebut. Penduduk yang melakukan emigrasi disebut emigrasi.
- Imigrasi, merupakan masuknya penduduk ke suatu negara yang berasal dari negara
yang lain dengan tujuan untuj bermukim (menetap) di negara yang didatangi.
Penduduk yang melakukan imigran disebut dengan imigran. Contohnya, orang
(penduduk) Thailand pindah ke Indonesia.
- Remigrasi (Repatriasi), merupakan perpindahan penduduk untuk kembali lagi
ke tempat asal (tanah airnya). Contohnya, orang Indonesia yang sejak tahun
1980 bermukim di Malaysia pada tahun 2000 kembali lagi untuk pulang dan
menetap selamanya di Indonesia.
Migrasi Dalam
Negeri (Migrasi Nasional)
- Migrasi nasional adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu daerah
ke daerah lain dalam satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri
(nasional) adalah sebagai berikut.
- Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya menuju ke daerah yang lebih jarang penduduknya dalam satu
wilayah negara.
- Urbanisasi, merupakan suatu perpindahan penduduk dari desa ke kota
besar atau kota kecil ke kota besar.
- Ruralisasi, merupakan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di
desa. Rulasisasi biasanya terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat
sempit.
Migrasi penduduk dalam negeri menyebabkan perpidahan penduduk secara
besar-besaran baik di negara maju maupun negara berkembang. Perpindahan
penduduk dari desa ke kota merupakan komponen utama dari migrasi dalam negeri
sehingga dianggap sebagai satu bagian utama dari migrasi dalam negeri sehingga
dianggap sebagai satu bagian dari proses modernisasi yang tidak dapat dipisahkan.
Jenis migrasi dalam negeri yang menarik untuk dibahas adalah transmigrasi. Hal
ini disebabkan masalah transmigrasi khususnya di Indonesia merupakan bagian
penting dalam era pembangunan.
Evakuasi
selain imigrasi internasional dan migrasi nasional, ada jenis perpidahan
penduduk lain suatu negara ke negara lain atau daerah satu ke daerah lain untuk
menghindari suatu bahaya yang mengancam (peperangan, bencana alam, atau wabah
penyakit). Contohnya sebagai berikut.
- Perpindahan penduduk sekitar lereng gunung Merapi menuju ke
kawasan-kawasan sekitarnya guna menghindari dampak letusan gunung merapi.
- Perpindahan penduduk Irak k Yordania akibat peperangan.
Mobilitas Nonpermanen
Mobilitas Nonpermanen merupakan gerakan penduduk dari satu wilayah satu ke
wilayah lain dengan tidak ada niat untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas
nonpermanen disebut juga dengan sirkulasi. Dan beberapa hasil penelitian
mobilitas penduduk yang dilakukan di Jawa oleh suharso(1976). Hugo (1975),
Koenjaraningrat (1957), dan Matras (1978), ditemukan bahwa mobilitas penduduk
nonpermanen lebih banyak terjadi daripada mobilitas penduduk permanen.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk sirkuler lebih
banyak terjadi daripada mobilitas permanen. Hal ini disebabkan, antara lain
faktor sentrifugal dan sentripetal; perbaikan darana transportasi serta
kesempatan kerja di sektor informal lebih besar dibanding sekitar formal.
- Faktor Sentrifugal dan Sentripetal, Kekuatan sentrifugal adalah
kekuatan yang terdapat di suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk
meinggalkan daerahnya. Sementara itu, kekuatan sentripetal adalah kekuatan
yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya. Kedua kekuasaan
ini tarik-menarik. Kurangnya kesempatan kerja di bidang pertanian,
nonpertanian, dan terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada mendorong
orang untuk pergi ke daerah yang tersedia fasilitas yang lebih lengkap.
Hal-hal yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal didesa, antara lain
sebagai berikut.
1. Jalinan
persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga desa yang sangat erat.
2. Adanya sistem
gotong-royong yang kuat di pedesaan.
3. Penduduk
sangat erat dengan tanah pertaniannya.
4. Warga desa
terikat pada desa tempat mereka tinggal.
- Adanya kekuatan yang terik-menarik tersebut mengakibatkan penduduk
yang bersangkutan melaksanakan mobilitas sirkuler. Mobilitas sirkuler,
yaitu meinggalkan daerah tempat tinggalnya untuk memperbaiki
perekonomiannya tanpa mempunyai tujuan menetap di daerah tujuan.
- Perbaikan Sarana Transportasi, Dorongan untuk melaksanakan mobilitas
sirkuler dipengaruhi oleh adanya perbaikan sarana transportasi yang
menghubungi antardesa dan kota. Sebelumnya, penduduk desar yang bekerja di
kota terpaksa mondok di kota, tetapi setelah jalan-jalan diperbaiki dan
banyaknya kendaraan umum, mereka mejadi penglaju (malaju; pagi berangkat
ke kota sore pulang ke desa).
- Kesempatan kerja di sektor imformal lebih besar dibanding sektor
formal. Proses urbaniasai di indonesia tidak diikuti oleh perlunya
lapangan pekerjaan dengan urpa rendah tidak menentu. Kecil pendapatan
migran dari desa yang bekerja di kota dan tingginya biaya hidup di kota,
tidaklah mungkin bagi merka untuk betempat bersama keluarganya di kota.
Hal ini yang menyebabkan menjadi pengalaju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar