Prolog“Dikeluarga Hezzel dari jaman nenek moyang kamu, enggak ada yang ngelanggar ini semua. Apa salahnya kamu pertahanin penampilan seperti ini ?” Tanya Ibunda“Tapi Anabel ingin memiliki pakaian yang bermacam warna seperti milik peri-peri kecil yang ada ditaman FLEUR’s” Jawabnya tegas.“Coba kamu perhatikan kakak-kakak mu, saudara, tetangga, warga, dan orang di negeri Gothic ini, mereka tidak ada yang ingin sepertimu, Anabel” Balas Ibunda.“Ada. Tetapi mereka tidak berani mengungkapkannya kepada keluaganya, Bunda” Jelas Anabel.“Sudahlah, khayalanmu semakin aneh saja, kita ini keluarga Gothic, mana mungkin kamu bisa menggunakan pakaian beraneka macam warna !” Tolak Ibunda.“Aaahh, aku lelah hidup di negeri ini, tidak ada hari yang cerah, selalu saja mendung, pakaian yang kupakai selalu saja bewarna HITAM, dan juga rumah warga disini semuanya berwarna HITAM, aku jenuh, jenuh sekali. Disini tidak ada pria yang ceria, mereka semua bersifat serius. Aku membenci ini,Bunda” Lanjut Anabel hampir terisak.“Sudahlah tolong hentikan ! Kenapa kamu bersikap sangat manja ? Apakah kamu seorang anak kecil yang berumur 105 tahun, Ana ?” Tanya Ibunda.“Hiikss,hiikss, maaf Ibunda, tapi aku benar-benar ingin menikmati hidup yang aku inginkan, aku sudah dewasa. Aku saat ini sudah berusia 245 tahun, tolonglah izinkan aku untuk pergi menepi dari kegelapan hidup ini” Pinta Anabel.“TIDAK, Ibunda sudah berjanji kepada mendiang Ayahanda-mu untuk menjaga keluarga Hezzel dan tidak boleh ada yang menepi, kecuali seseorang itu..
BAB I
Hari Yang Cerah
Hari
yang mendung kali ini membuat Jessi enggan untuk pergi kesekolah, pagi ini ia
berpura-pura sakit dan sengaja bangun tidur terlambat dari biasanya. Dari atas
kamar, sudah tercium aroma sup daging kelinci kesukaannya. Ia mulai ber-akting
berjalan sambil memegang perut seraya mengeluh, tak lupa ditambah rambut yang
acak-acakan. Kali ini siasatnya tidak berhasil, Papi dan Maminya malah bersikap
cuek.
“Kamu
baru bangun, Njess ?” Sapa Papi dengan ceria.
“Eh
iya Pi, aku mandi dulu ya” Balas Jessi.
“Kamu
mandi jangan lama-lama, ini udah jam 8, jam 9 kamu kan udah masuk !” Teriak
Mami.
Jessi
benar-benar kecewa kali ini, ia pikir rencananya akan berhasil tetapi tidak.
Sebenarnya yang membuatnya enggan ke sekolah adalah pelajaran hari ini. Pelajarannya
adalah Olahraga, SBK, dan Fisika.
“Ini
sup kesukaan kamu, sayang” tawar Mami.
“Makasih
Mi” Jawabnya sambil tersenyum.
“Pi,
nanti aku nebeng Papi ya. Soalnya aku
lagi enggak mood naik bus sekolah” Pinta Jessi.
“Iya,
sayang. Yaudah cepet abisin sarapan kamu, papi tunggu di mobil ya” Jawab Papi.
Disekolah Taruna Terpadu..
Bunyi
bel membuat Jessi buru-buru berlari, tepat bel selesai berbunyi ia sampai di
depan kelas. Dilihatnya pak Adji berjalan dari arah yang berlawanan ingin menuju
ke kelasnya. Dan untung saja ia lebih cekatan dari pada guru Fisikanya itu.
Bila tidak hari ini dia akan disuruh menghapal rumus-rumus kimia, sebanyak 30
rumus, dari berbagai macam materi.
“Lho
kenapa telat hari ini ? dasar kebo !” Ucap Yuna kesal.
“Hehe,
maaf Yun. Gua jelasin nanti aja ya,
kasih gua waktu 2 menit aja buat ngatur nih
nafas” Pinta Jessi.
* * *
Selesai
sudah pelajaran Fisika hari ini. Tapi Jessi tak kunjung
tenang
karena masih ada pelajaran yang ia benci, yaitu OLAHRAGA.
“Ayo,
cerita kenapa lho tadi datang telat” Tanya Yuna.
“Yaelah
lho inget aja. Biasa hari keramat nih, pelajarannya loh say, gua benci
bingiiitt” Jawab Jessi.
“Dasar
lho, kita liat tanding basket yok !”
Ajak Yuna,
“Ogah
ah, paling-paling yang maen rombongan
Boyband lagi” Tolak Jessi.
“Eeh
bukan, sekarang yang tampil rombongannya ‘Prince
Charming’” Sanggah Yuna.
“Maksud
lho rombongannya Adit dkk ?” Tanya Jessi sekaligus menerka-nerka.
“Yes
! honey, mau ya ?” Yuna tersenyum.
“Ogah
! mendingan gua makan, daripada nonton mereka” Tolak Jessi ketus.
“Yaudah
sana ! makan tuh sekalian pelajaran OLAHRAGA kesukaan lho, Jessica Kharinna
Hezzel” Ejeknya dengan penuh kemenangan.
Jadi,
terpaksalah Jessi menonton pertandingan kegemaran sahabat tercinta nya, tapi
kali ini ia masih aman. Karena, tidak ada Merry. Jika ada habislah sudah uang
saku sekaligus riwayatnya.
“Coba
ada Merry ya, Njess pasti bakal lebih seru” Ungkap Yuna
“Mana
mungkin, ntar dia malah terharu
gara-gara ada yang nangis karena kalah” Elak Jessi.
“Haha..
bener juga lho, tuh anak liat induk kucing nyusuin anaknya aja terharu, liat
mamang tukang becak keberatan terharu, liat anak perempuan yang mukanya jelek
juga terharu, ampun deh gua” Tambah Yuna.
“Nah,
itu lho tau masih aja mau dia disini, bisa-bisa uang saku gua abis gara-gara
tuh cewek” Jelas Jessi.
“Besok
kan libur, gimana kalo kita maen, kan udah lama kita enggak maen bareng ?” Ajak
Yuna.
“Haa
? udah lama ? Baru juga 2 hari yang lalu kita maen bareng, dasar pikun lho.
Ogah males gua” Tolaknya.
“Eeh,
2 hari itu lama tau, lho enggak kangen apa sama mie yang sering Merry buat kalo
kita kerumahnya ?” Tanya Yuna
“Astaga
baru seminggu yang lalu kita makan mie buatanya. Lho kalo mau main sama Merry
aja, gua mau tidur”
“Kebo
banget sih lho, ayo dong main ya. Pokoknya besok lho gua jemput jam 1 siang,
walaupun lho belum mandi gua tetep tunggu deh, lho kan tau Merry lagi pergi ke
Lampung tempat neneknya, jadi temen gua main ya harus lho. Titik.”
“Gua
enggak mau. Titik”
Akibat pertengkarannya Jessica dan
Yuna jadi sasaran penonton, mereka di usir dari lapangan basket karena
mengganggu penonton yang lain. Jadilah, mereka keluar lapangan dengan muka
berlipat-lipat, bak kertas tisu bekas makan yang sudah lecek dan berminyak.
Tampa terasa bel pulang sudah berbunyi. Dan tidak lupa sebagi guru yang
teladan, bu Safira memberikan PR yang lumayan banyak, banyak anak-anak yang
mengeluh tapi apa boleh buat, mereka menerima dengan berat hati, begitu juga
dengan Yuna dan Jessi.
“Njes,
jangan lupa ya besok jam 1 siang” Teriak Yuna sambil berlari menuju angkot
kesayangannya.
Wajah
Jessica cemberut tidak setuju, dan ia berjalan pulang dengan langkah gontai.
Tiba-tiba ada sosok laki-laki yang menggampirinya.
“Hy,
lho Njessica ya ?” Tanya nya.
“Jessica
woi, bukan Njessica” Protes Jessi.
“Ooh
iya sorry, gua sama teman-teman bulan
depan mau ngadain acara tema nya ‘Gothic’ lho mau ya jadi MC nya” Ajak
Laki-laki tadi.
“Acara
apa ? emangnya lho siapa ? terus kenapa mesti gua ? ngapa enggak yang lain aja
?” Tanya Jessi panjang lebar.
“Pensi,
gua Qory, mantan ketua OSIS tahun kemarin. Kan lho hobby tuh make pakaian
yang nuansa nya serba hitam jadi sesuai
banget kan sama tema kita. Lho mau kan ?” Bujuknya.
“Tapi
gua enggak ngerti sama yang namanya MC, lho cari aja yang lain ya” Pintaku.
“Enggak
apa-apa kok, kan masih ada waktu sebulan lagi, lho bisa gua ajarin deh
dasar-dasarnya aja, bisa kok sebulan, mau ya” Bujuknya lagi.
“Oke
deh, tapi lho cuma butuh 1 orang aja ?” Tanyaku.
“Enggak,
masih kurang 5 orang lagi, emang lho ada kenalan buat isi acara ini ?”
Tanya-nya balik.
“Teman
gua, kalo mereka ikut bisa enggak. Tapi mereka sama enggak ada yang tau banget
tentang acara-acara sekolah kayak gini, kak” Jelasku.
“Haha,
kok jadi manggil gua ‘kak’ sih, kenapa ?” Tanyanya.
“Abis
gua baru tau sih, kalo kakak mantan ketua OSIS di sekolah ini. Perasaan dulu
orangnya bukan kakak” Jelasku
“Yaudah
enggak apa-apa. Gua minta nomor Hp lho, dong”
“Oh
iya, ini 0743-3746-7238”
“Hmm,
thank ya”
“Iya,
kak” Balas Jessi.